Ngopi Tanpa Keki di Kopi Panggang


Ngopi Tanpa Keki di Kopi Panggang - Ada begitu banyak tempat ngopi yang asyik di Bandung dengan beragam tipe dan harga, yang menawarkan suasana berbeda satu sama lain. Tinggal sesuaikan saja dengan kondisi kantong dan pilih tempat yang paling nyaman untuk berkumpul dan ngopi bareng para sahabat, keluarga, ataupun berduaan dengan pasangan. Ehem ...




Sebenarnya, Coffee Shop sendiri merupakan Bahasa keren dari Warung Kopi. Yupz, mungkin kamu-kamu ketika mendengar dua kata tersebut diucapkan, akan membayangkan dua tempat yang berbeda, yang satu nyaman dengan sofa dan kursi-kursi empuk yang membuat betah siapa saja yang datang ke sana, sementara satu lagi yang terbayang hanya sebuah angkringan atau kios sederhana berbangku kayu tanpa senderan, yang biasanya berlokasi di pinggir jalan raya. Benar?

Malam Minggu kemarin, tepatnya di tanggal 12 September 2015, saya berkesempatan mendapat undangan “Ngopi Bareng BloggerBDG” di Kopi Panggang yang terletak di ruas jalan Dago tepatnya di Jalan Dago 391, Bandung. Lokasi Kedai Kopi tersebut tidak jauh dari Hotel Jayakarta Dago.

Kalau ditanya apa saya suka ngopi? Jawaban saya, “Tergantung”. Ya, banyak orang yang menyebut aktifitasnya berkumpul di café atau coffee shop sebagai “Ngopi” padahal mungkin yang dipesan adalah Cokelat Panas atau Jus Buah segar. Hehe, saya salah satu di antara mereka. Lidah saya tidak terbiasa meminum kopi kecuali kopi sachet atau Kopi dari Kopi Aroma, itupun harus ditambah gula. Padahal nih, konon peminum kopi dengan gula adalah peminum kopi “KW” alias bukan minum kopi beneran. Meski demikian, tetap saja ketika ingin berkumpul bersama para sahabat atau meeting dengan klien, saya selalu menyebut istilah,  “Kita ngopi, yuk!”

Ketika dengan antusias saya mengacungkan tangan untuk menghadiri acara ngopi bareng BloggerBDG tersebut, sesungguhnya saya lebih penasaran kepada tempatnya dibanding dengan menu kopi yang ditawarkannya. Satu hal pertama yang selalu terpikirkan oleh saya ketika hendak mampir ke café, atau kedai kopi, atau apalah namanya adalah “Di sana ada colokan nggak ya?”. Pertanyaan konyol yang selalu tercetus secara spontan jika diajak ketemuan di café atau coffe shop itu selalu saja ditertawakan oleh seorang Editor sahabat saya.

Ya, sebagai seorang perempuan imut (dilarang protes!) yang mengaku sebagai penulis, blogger, sekaligus buzzer ini, rasanya mati gaya kalau saya harus berlama-lama ngobrol di satu tempat yang tidak menyediakan colokan listrik demi kebutuhan energi beberapa smartphone dan laptop saya.

Kebetulan, saat berangkat ke Kopi Panggang, tidak seperti biasanya saya yang setiap kali bepergian hanya menyandang sebuah ransel berisi “peralatan perang” dan tas selempang, hari itu saya harus mengajak Ipank, My Explorer Baby alias anak bungsu saya berusia 3 tahun yang entah mengapa hari itu merengek-rengek ingin ikut emaknya pergi. Sebelum tiba di Dago 391, saya harus memenuhi beberapa janji temu terlebih dahulu yaitu di jalan Burangrang, kemudian meluncur ke Warung Nasi Baraya milik seorang sahabat di Dago 278 yang memiliki Signature Dish “Mercon Balakutak” (mengenai tempat asyik ini, nanti saya ceritakan di postingan tersendiri ya). Beberapa janji tersebut menyebabkan saya terpaksa sedikit terlambat tiba di Kopi Panggang selain memang kondisi jalan raya Dago yang macet total tepat menuju ke lokasi.

Kopi Panggang Malam Hari (Doc Pribadi)



Kesan pertama saat tiba di sana adalah, tempatnya nyamaaaan banget, dan ketika mata saya secara otomatis melirik beberapa colokan listrik yang tersedia di mana-mana di lokasi tersebut, saya langsung spontan menetapkan bahwa Kopi Panggang bakal jadi salah satu tempat nongkrong saya kalau sedang berada di Dago, titik.




Meskipun sedikit blank mendengar berbagai istilah tentang kopi diungkapkan oleh Kang Irvan yang menyambut kami, namun tak menyurutkan semangat saya untuk antusias mendengarkan sedikit sejarah tentang Kopi Panggang. Sajian kopi di kedai kopi ini termasuk istimewa karena diracik khusus dengan beragam pilihan kopi dan konsep yang digunakan dalam proses pengolahan kopi di Panggang adalah dengan Manual Brewing, yaitu proses ekstrasi kopi dengan cara dipanggang dengan alat Mokapot atau Stove Top.

Biji-biji kopi yang diambil dari daerah Lembang dan Kalosi, Toraja ini disajikan dengan cara yang unik, yaitu Fresh Bean to the Cup. Well, maksud sederhananya adalah biji kopi baru akan digiling sesaat setelah konsumen memesan kopi yang diinginkan dan barulah diproses hingga menghasilkan citarasa yang segar dan mantap. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga aroma serta rasa. Oh iya, biji kopi di Kopi Panggang ini merupakan kopi Arabica berkualitas pilihan lho …

Beberapa sahabat saya di #BloggeraBDG memesan menu kopi beragam. Ada yang memesan Kopi Vietnam, Avocado, hingga Cuppocino dan Kopi Susu biasa. Saya sempat mencicipi sedikit kopi Vietnam milik Teh Yulia yang disajikan bersama dengan secangkir kecil susu kental manis. Rasanya memang cukup seteroong asamnya. Bagi yang tidak suka, atau yang memiliki penyakit Maag mungkin harus berhati-hati dengan sajian kopi ini. Kopi pilihan Bunda Intan juga memiliki keunikan tersendiri. Segelas Espresso disajikan bersama ice cream dan butiran-butiran marshmallow yang manis. Rasanya? Pahit, manis, dan sedikit asam menyertainya. Bagi yang belum pernah bereksplorasi mencicip menu Espresso, hati-hati, bisa-bisa mata kamu terbelalak sampai pagi alias nggak bisa tidur!

Saya sendiri, hanya memesan segelas es cokelat, Toast alias Roti Panggang Choco Cheese dan Grilled Bratwurst dengan saus barbeque. Rasanya lumayan enak dan nyaman di mulut. Terutama bagi Ipank yang dengan amat sangat lahapnya memamah potongan demi potongan roti bakar, setelah sebelumnya menghabiskan seporsi kentang goreng milik Teh Ida Tahmidah, dan setelah itu meludeskan Grilled Bratwurst. Emak nggak kebagiaaaaan! #MewekdiPojokan.


Menu Pilihan Saya dan Baby Ipank (Doc Pribadi)


Harga-harga di kedai Kopi Panggang ini menurut saya sangat terjangkau kantong dan dompet siapa saja. Bayangkan, untuk mencicipi beragam menu kopi yang eksotik dan unik, hanya dibutuhkan uang di bawah 20K saja! Sungguh hemat dan menenangkan hati bukan? Ditengah gempuran berita di televisi tentang harga-harga yang meroket karena dollar melonjak tajam, melihat daftar menu di Kopi Panggang ini dijamin bakal bikin kamu tersenyum dan setidaknya bisa dengan bangga mengajak pasangan atau sahabat-sahabatmu mampir ke sini tanpa harus mikir keras.

Selain menu Kopi dan Snack beragam, ada banyak pilihan makanan berat yang bisa diorder jika perut kamu keroncongan, terutama karena udara Dago yang dingin di malam hari memang cepat bikin orang jadi lapar. Sebut saja Nasi Betutu, menu yang satu ini konon harganya hanya 23K saja, dengan lauk pauk yang beragam tersaji di atas piring, menemani nasi putih yang pasrah berada di tengah mereka. Ada sate lilit, ayam betutu, telur balado, kulit ayam krispi, plecing kacang panjang, dan sambal matah yang maknyus. Semua itu bakal bikin perut kamu kenyang tanpa harus merasa kekenyangan.



Nasi Ayam Betutu Pesanan Mas Hengky Khoo (Doc Pribadi)


Cuppocino Milik Bunda Intan (Doc Pribadi)



Nasi Goreng Kepunyaan Teh Yulia Yuli (Doc Pribadi)


Ada pula menu nasi goreng dan Dragon Noddles alias semacam kwetiau goreng yang rasanya lumayan pedas. Oh iya, untuk minuman, rasa dari es cokelatnya enak lho. Juga jika kamu memesan makanan di sini, kamu bisa minta air putih secara gratis kalau nggak mau minum kopi habis makan.

Semua menu-menu di atas, ditambah dengan seabreg menu pilihan lainnya, bakal bikin kamu betah ngopi dan ngobrol asyik dengan para sahabat atau pasanganmu, sesuai tagline mereka, yaitu COFFEE-EAT-TALK. Terutama nih, catat ya, terutama karena harga-harga makanan di sini benar-benar murah dan nyaman di kantong.

Ssttt, bocoran, untuk 3 menu orderan saya malam itu, saya hanya harus membayar sebesar Rp. 55.000 saja. Tanpa pajak. Sangat terjangkau kan? So, menurut saya, tempat ini sangat cocok buat kamu-kamu mahasiswa atau yang mengaku anak muda, atau wisatawan, atau bekpeker, atau siapa saja yang ingin nongkrong asyik di Bandung terutama di Dago.


Jangan lupa mampir ya! Ajak saya juga boleh #SsstBukanKode.





Kopi Panggang

Jalan Dago 391

Buka: 13.00-23.00

Twitter:  https://twitter.com/kopipanggang



8 komentar

  1. Murah meriah ya coffee shop-nya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, murmer sih.. sayang nggak keburu nyicipi menu lainnya ..

      Hapus
  2. emang murah pisan ya teh ..
    sayang aku ga keabisan orderan 2 menuku huahaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahaa, murah tapi kehabisan ... rasanya gimana yaaaa, hiks ...

      Hapus
  3. Aduh semua menunya bikin ngiler. Kudu mampir nih kalo ke Bandung

    BalasHapus
  4. kirain ngopi tanpa kaki ... aku sih kenyang; nasgor + capucino. agak jauh dari jalan raya, perfecto kayaknya Kopang Dago :)

    BalasHapus