Www.Pecandukuliner.com - The Food Opera: Si Manis Nan Eksotis. Ada begitu banyak tempat kuliner enak dan unik di Bandung. Membuat banyak orang pada akhirnya memilih menghabiskan akhir pekan di kota Bandung, yang notabene membuat Bandung jadi semakin macet. Yekan? Betapa tidak, hanya dengan menghabiskan waktu 2-3 jam di jalan, warga Jakarta dan sekitarnya bisa ada di Bandung dan menikmati sederet sajian khas berselera #NyopetLirikLaguKlaProject.
Namun, dari sederet tempat berwisata kuliner yang enak dan unik itu, hanya beberapa saja yang "nekad" memilih konsep beda dari yang lain. Sisanya? lebih memilih untuk bermain aman, menjual makanan khas daerah tertentu, atau sekalian mengikuti tren yang ada alias kekinian.
Salah satu tempat kuliner yang terbilang "nekad" tadi menurut saya adalah The Food Opera. Kenapa sih saya bilang seperti itu? Karena mereka mengusung konsep "Arab Cuisine" sebagai ciri khas resto/cafe milik mereka, dan terus terang, yang begini ini nggak begitu banyak. Di Bandung, bisa dihitung jari Resto atau Cafe yang khusus menyediakan menu-menu khas Timur Tengah tersebut.
Saya, sebagai PecanduKuliner, penikmat segala jenis makanan yang enak dan enak banget, tentu saja lumayan familiar dengan kuliner khas yang satu ini. Arab Cuisine, terkenal dengan cita rasa masakan yang mengandung banyak rempah dan gurih. Di beberapa negara timur tengah tertentu malah terkadang aromanya lumayan menyengat. Kambing, adalah menu yang sepertinya selalu ada di resto atau cafe yang menyajikan menu-menu timur tengah ini.
Restoran The Food Opera sebenarnya bukanlah sebuah resto atau cafe yang betul-betul baru. Beberapa tahun silam mereka pernah membuka Rumah Makan di dua lokasi yaitu Dago dan Taman Sari. Kala itu, mereka tak hanya menyajikan menu Arab atau Timur Tengah saja, tapi juga ada menu ala Western yang mereka sediakan. Karena beberapa alasan, mereka sempat menutup kedua lokasi tersebut dan memilih membuka kembali di PekanBaru, di mana mereka full menyajikan kuliner Arab. Ternyata, sambutan atas jenis kuliner yang satu itu di Pekan Baru lumayan baik. terbukti dengan selalu ramainya resto mereka didatangi pengunjung yang ingin menikmati beragam hidangan di sana.
Pada 2018, mereka memutuskan untuk kembali ke Bandung dan membuka kembali Resto The Food Opera di lokasi yang berbeda, dengan tema yang tidak lagi bercampur dengan kuliner khas negara lainnya. Ya, mereka reBranding dan menjelma menjadi The Food Opera saat ini yang hanya menyajikan menu-menu timur tengah, di Jalan Gandapura 27, Bandung.
Buat kalian yang suka menu-menu khas India, Arab, dan sejenisnya, Silakan mampir ke The Food Opera ini. Lokasinya mudah dijangkau kok, karena tidak begitu jauh dari Taman Pramuka Bandung.
The Food Opera memiliki lahan yang cukup luas dan tentunya bakal bikin pengunjung nyaman. Saya salah satunya. Saat saya datang ke sana bersama suami, saya merasa sangat nyaman karena desain interiornya yang memang unik dan hommy banget. Serasa di rumah sendiri. He he he .. Ada 4 ruangan utama yang disediakan oleh resto ini, yaitu Ruang Private yang terletak di ruangan sebelah kanan lobi dan di lantai atas. Cocok untuk mereka yang ingin menikmati sajian kuliner sambil meeting, arisan, kumpul keluarga besar, dan lain-lain. Ada lagi ruang tengah yang lumayan besar di bagian tengah, Ruang Lesehan yang memiliki dekorasi dinding unik dan sangat instagramable, serta Ruang Outdoor di bagian belakang yang biasanya bakal dicari oleh konsumen perokok. Tak hanya itu, The Food Opera menyediakan Musholla dan Toilet yang sangat bersih.
Nah, sekarang izinkan saya menuliskan tentang aneka menu yang saya dan suami nikmati di The Food Opera.
Resto ini mengusung tagline SPESIALIS KAMBING BAKAR ARAB. Otomatis, Kambing menjadi olahan utama di sini. Namun jangan khawatir, untuk mereka yang tidak suka kambing, maka ada alternatif lain yang mereka sediakan yaitu Ayam atau Daging Sapi. Tentu kambing yang mereka olah adalah kambing muda, karena memang kambing muda mengandung sedikit saja kolesterol dan tentunya lebih empuk dibanding kambing biasa.
Mereka juga menyediakan 3 macam Salad yang serupa nyaris tak sama. Salad di sini tanpa mayonaise, semua sausnya terdiri dari minyak zaitun dan perasan lemon, membuat rasanya menjadi benar-benar segar. Selain Salad, mereka memiliki menu pembuka alias appetizer. Saya memilih Sourbah Laham, yaitu sup kambing muda yang disajikan bersama bawang bombay, tomat, potongan lemon, dan irisan cabai rawit hijau, dengan kuah panas mengepul yang kaya rempah nan menggoda. Cukup tambahi saja dengan beberapa sendok cabai, maka rasanya akan semakin makyus. Bumbunya sangat terasa, namun tidak terlalu kuat. Betul-betul kuahnya memberikan saya sensasi tersendiri. Oh ya, dagingnya jangan ditanya ya, empuk banget!
Sourbah Laham, ternyata harus melawan Roti Jala Kari Kambing pilihan suami saya. Roti Jala yang lembut, berpadu dengan kuah Kari Kambing yang kental dan panas, membuat tangan saya tak henti-henti terus menyomoti pilihan suami tersebut. Padahal Sourbah Laham milik saya sudah ludes entah sejak kapan. Kedua Appetizer ini sangat memuaskan bagi saya dan suami, baik dari segi rasa maupun penampilannya yang cantik.
Untuk Main Course, The Food Opera memiliki 3 (tiga) jenis hidangan nasi yang bisa dipilih oleh kamu, yaitu Nasi Kebuli, Nasi Briyani, dan Nasi Mandhi. Ketiga menu nasi ini bisa dipilih lagi oleh kamu, mau nasi dari beras lokal atau dari beras Basmati yang berasal dari India atau Pakista. Sssttt.. ternyata beras Basmati ini sangat mahal lho harganya. Rp. 85,000/Kilogram. Seluruh menu dapat juga diorder secara paket untuk berlima atau sesuai keinginan. Main Course di sini bisa juga disandingkan dengan menu Special Grill yaitu Maghribi Lahm, Iga Dada Maroko atau Iga Punggung/Dada.
Dari ketiga menu nasi di atas, lagilagi pilihan saya berbeda dengan pilihan suami. Ya, kita memang dilahirkan sama namun dengan tujuan berbeda kali ya? #EhGimana. Di saat saya memilih Nasi Briani, beliau malah memilih Nasi Kebuli. Namun setelah dicicipi, ternyata keduanya memiliki rasa yang cantik banget. Rempahnya terasa dan bukan hanya tempelan semata, namun rasanya sangat apa ya ... tidak terlalu bikin eneg, karena konon katanya semua masakan yang dipersembahkan oleh The Food Opera untuk para konsumennya, sudah melalui proses seleksi yang disesuaikan dengan lidah mayoritas orang Indonesia. Nasi Briyani Basmani milik saya, dilengkapi oleh acar, emping, irisan bawang merah, kacang mede, dan sambal.
Nah, untuk Special Grillnya, kami sepakat memilih Maroko Lahm, Daging Kambing seberat 500gram yang disiram dengan kuah pedas. Dagingnya luar biasa empuk! Bumbunya juga sangat enak. Kelak, menu inilah yang membuat saya saat ini sering merindukan momen-momen berwisata kuliner di The Food Opera lagi.
Kenikmatan hakiki di sore hari yang romantis itu, ditutup dengan pilihan Dessert saya yaitu Khobus Chocomaltin. Roti khas Timur Tengah yang tengahnya diisi oleh cokelat dan irisan pisang, kemudian atasnya diberi topping keju dan taburan gula halus. Rasanya sangat JUWARAAAA! Mau bukti? Mau bukti? Saya dan suami berkali-kali mengambil sepotong demi sepotong Khobus ini hingga tanpa sadar 2 porsi pun ludes, padahal isi satu porsinya adalah 4 potong ukuran besar. Tak puas sampai di situ, saya pun membawa pulang Khobus Chocomaltin ini untuk anak-anak di rumah dan ternyata dijadikan rebutan.
Harga Makanan dan Minuman
Harga main course berkisar antara Rp31.000,- sampai Rp155.000,-
Harga light meals berkisar antara Rp12.500,- sampai Rp65.000,-
Harga dessert berkisar antara Rp19.500,- sampai Rp48.000,-
Harga paket main course berkisar antara Rp242.500,- sampai Rp797.500,-
Harga minuman berkisar antara Rp6.000,- sampai Rp49.500,-
Kalau kamu datang ke The Food Opera bersama sahabat atau keluarga, kalian bisa mencoba paket main course-nya yang cukup untuk disantap oleh dua sampai lima orang. Jangan lupa reservasi dulu 081312223741. Untuk kebutuhan katering bisa menghubungi nomor yang sama.
|
SELAMAT MAKAAAN! |
|
The Food Opera
Jl. Gandapura No. 27, Bandung
Jam buka: 10.00 – 22.00 WIB
Kontak: 081312223741
Instagram: @foodopera_bdg
Tidak ada komentar