Pasang Kipas Angin, Dong!
Minggu, 26 Juni 2016
Pecandukuliner.com – Gue adalah seorang freelancer. Otomatis, jam kerja gue sama sekali nggak terikat oleh office hour 8-5. Setiap hari, gue yang mengatur apakah mau kerja dari rumah atau harus keluar untuk bertemu orang lain dalam hal urusan pekerjaan. Biasanya, gue janjian dengan sahabat, atau calon klien atau bahkan klien utama (Ehm, Aamiin) di tempat-tempat umum selain kantor. Bukan apa-apa sih, karena gue bergelut di industry kreatif jadi memang soal suasana berpengaruh besar dalam menjadi moodbooster gue.
Biasanya tempat yang kami pilih untuk menjadi tempat pertemuan adalah café atau resto. Pokoknya tempat makan deh, yeah.. sekalian makan siang, ngopi sore atau bahkan malam malam. Kapan lagi ya, deal kerjaan plus ditraktir makan enak sama calon klien? Hehehe …
Ketika memilih tempat yang paling nyaman untuk bertemu dan makan-makan, saya selalu cerewet. Pertama, saya harus tahu dulu di sana ada colokan listrik tidak. Karena jika tidak ada, bisa dipastikan saya akan mencoret tempat tersebut dari daftar “Tempat untuk Hangout Paling Asyik” versi saya. Karena, kemana-mana saya selalu membawa gulungan kabel yang biasa saya pakai untuk mencharge berbagai gadget yang saya bawa. Jadi, ketika datang saya langsung buka tas, ambil colokan, mengeluarkan 2 smartphone, 3 powerbank, dan satu laptop lantas mengisi baterai semua gadget saya itu hingga penuh.
Kedua, saya harus tahu apakah tempatnya nyaman atau tidak untuk ngobrol atau diskusi berlama-lama. Biasanya saya akan merasa nyaman jika resto atau café yang saya datangi dilengkapi dengan fasilitas AC atau pendingin udara. Namun jika tidak, saya sudah cukup nyaman juga kok dengan kipas angin yang biasanya di pasang di langit-langit atau di dinding. Jika tidak ada AC atau kipas angin, saya akan cukup puas jika tempat tersebut dilengkapi dengan jendela-jendela besar yang akan membawa angin sejuk bertiup sepoi-sepoi masuk ke dalam dan membuat saya terkantuk-kantuk. Elho, ini mau tidur apa rapat sih?
Seandainya pihak klien atau sahabat saya yang membuat janji temu menentukan lokasi mereka sendiri, dan saya tidak memiliki kewenangan untuk bertanya apakah di tempat itu ada colokan atau dilengkapi AC/Kipas angin, ya apa boleh buat.
Pernah ada kejadian lucu. Saat itu seorang sahabat mengajak saya makan siang di sebuah resto yang konon katanya makanannya terkenal sangat enak. Okelah, demi mendengar makanan gratisan, saya pasti langsung datang dengan senang hati dong. Saat tiba di sana, resto tersebut penuh sesak dengan para pengunjung yang datang dan pergi sesuka hatimu #lho kok malah nyanyi. Maksudnya, perputaran pengunjung sangat cepat. Begitu habis makan mereka harus langsung angkat kaki dari sana karena sudah ada pengunjung lain yang mengantri.
Tapi, sumpah, tempatnya panas banget! Boro-boro AC, kipas angin pun nggak nampak sama sekali di ruangan yang cukup kecil itu. Cuma ada satu jendela yang terbuka. Otomatis hawa di dalam resto sangat panas dan sumpek. Sampai-sampai demi menikmati makan siang gratis hasil traktiran dari sahabat tersebut, saya harus berulangkali mengusap keringat yang menclok di sana sini di seluruh tubuh.
Saat menemani sahabat saya membayar di kasir, saya langsung protes.
“Di sini nggak ada AC ya? Atau kipas angin kek biar hawa nggak panas kayak begini,”
“Maaf, Teh. Belum ada.” Jawab kasir.
“Beli dong, kan pelanggannya udah banyak. Restonya rame banget. Banyak lho yang jual kipas angin murah di internet, misalnya kayak di MatahariMall.com. Tinggal pilih aja, barang dikirim deh.” Sahutku masih jutek sambil ngusap keringat.
“Iya, baik teh. Nanti kami sampaikan kepada manajemen.”
Saya pun berlalu dengan lega, meski sampai detik ini belum pernah mampir ke sana lagi dan nggak tahu apakah di resto tersebut saat ini sudah terpasang AC atau kipas angin atau belum.
loading..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar